30 Agustus 2015

Strategi Penyediaan Tenaga Listrik Jangka Panjang Untuk Sistem Jawa-Madura-Bali (JAMALI)

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua dimudahkan dalam memahami dan menerapakan ilmu-Nya

Untuk dapat menjamin ketersediaan pasokan listrik nasional, sektor pembangkit listrik harus dapat mengimbangi pertumbuhan listrik nasional yang rata-rata 8 % per tahun. Khususnya kebutuhan di wilayah Jawa-Bali sangat dominan karena merupakan 75% dari seluruh kebutuhan nasional, di sisi lain pemilihan jenis pembangkit listrik yang dioperasikan sebagai pembangkit listrik di wilayah Jawa - Bali dapat menjadi pilihan yang kompleks di kemudian hari, mengingat ketersediaan sumber energi yang memadai di Jawa - Bali sangat terbatas,” demikian sambutan Deputi Bidang TIEM Marzan A. Iskandar, saat membuka acara seminar tentang Strategi Penyediaan Tenaga Listrik Jangka Panjang untuk Sistem Jawa-Bali pada 19 Maret 2008 di Ruang Komisi Utama BPPT.
Acara yang dihadiri oleh Deputi Direktur Perencanaan Sistem PT PLN Bambang Hermawanto juga menghadirkan pembicara antara lain: Kasubdit Penyiapan Program Energi dan Pengembangan Energi Dep.ESDM Benhur Tobing, Deputi Bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir BATAN, Dirut PT Rekayasa Industri Triharyo Soesilo, Peneliti BPPT M.S Boedoyo, Cahyadi dan Sri Rudatin.

Deputi Bidang TIEM Marzan A. Iskandar dalam sambutannya mengatakan dengan berbagai peluang yang ada, penggunaan model energi jangka panjang akan sangat membantu mengarahkan tercapainya perencanaan yang tepat diantara berbagai alternatif serta ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa depan. 

Penggunaan model energi memudahkan kajian ini untuk dapat melakukan evaluasi terhadap beberapa masalah strategis secara terintegrasi seperti:
1. Pertumbuhan konsumsi energi listrik jangka panjang (20 tahun ke depan); 
2. Ketersediaan dan harga energi primer di Jawa; 
3. Daya dukung lingkungan pulau Jawa-Bali dalam menampung PLTU Batubara; 
4. Pemanfaatan batubara kualitas rendah di Sumatera Selatan; 
5. Pemanfaatan PLTN
6. Pengembangan Sistem transmisi di masa depan; 
7. Biaya produksi beserta kebutuhan bahan bakarnya dalam sistem yang multi area dan 8. Kemampuan pendanaan dan tarif listrik di masa depan. 

Meskipun Indonesia memiliki berbagai potensi sumberdaya energi, namun bauran konsumsi energi tidak seimbang yang menunjukkan masih tingginya ketergantungan kepada minyak bumi pada saat kemampuan produksi minyak bumi dalam negeri semakin terbatas, sedangkan pemanfaatan non minyak bumi untuk keperluan pemenuhan permintaan energi nasional masih terbatas. 

Konsumsi energi final nasional sejauh ini didominasi oleh Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kebutuhan BBM cenderung meningkat karena harga yang murah (disubsidi), mudah diperoleh, praktis digunakan, dan sulit untuk disubstitusi oleh jenis energi final lainnya terutama pemanfaatan BBM untuk sektor transportasi. 

Dengan alasan yang sama, pemanfaatan BBM juga berlangsung pada sektorpembangkit listrik terutama untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar PLTD yang tersebar di hampir seluruh pelosok tanah air di luar Jawa dan Sumatera. Adapun pemanfaatan BBM untuk pembangkit listrik di Jawa terutama untuk mengisi ketiadaan pasokan gas bumi pada 3 lokasi PLTGU, dan sebagai bahan bakar PLTG. Dominasi minyak bumi tersebut menunjukkan bahwa bauran energi nasional masih timpang atau dengan kata lain industri energi nasional belum berjalan optimal. 

Salah satu faktor utama ketimpangan bauran energi tersebut adalah ditetapkannya harga energi yang belum sesuai dengan tingkat keekonomiannya, seperti BBM untuk konsumen sektor transportasi dan rumah tangga, gas bumi untuk pabrik pupuk, serta harga listrik untuk konsumen tertentu. 

Selain subsidi harga energi tersebut, harga jual gas bumi dan batubara untuk keperluan domestik relatif lebih rendah dibanding dengan harga internasional, sehingga menyebabkan produsen gas bumi dan batubara cenderung mengekspor produksi mereka daripada dipasok untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sementara itu, harga jual listrik yang menggunakan energi baru dan terbarukan pun ditetapkan masih jauh dari nilai ekonominya. 

Disamping faktor tersebut, ketimpangan antara pasokan energi dengan kebutuhan energi nasional dapat menjadi kendala terutama atas konsumen di Jawa mengingat kebutuhan energi nasional mayoritas terdapat di Jawa, sementara ketersediaan sumberdaya energi berada di Kalimantan dan Sumatera. Oleh karena kondisi tersebut, sektor energi di Indonesia pada saat ini sedang berada ditengah-tengah perubahan struktural untuk menuju sistem yang lebih adil, efektif dan efisien. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi sampai menghilangkan subsidi BBM akan mendorong pemanfaatan energi secara tidak terdistorsi. Diharapkan, pemakai energi (end user) akan lebih rasional dalam menentukan pilihan sumber energinya. 

Listrik PLN akan menjadi alternatif sumber energi yang menarik bagi sektor-sektor industri, komersial dan rumah tangga karena relatif lebih mudah, murah dan dapat dimanfaatkan secara efisien. Dapat dikatakan bahwa permasalahan energi nasional tersebut juga akan berdampak pada sub-sektor ketenagalistrikan nasional pada umumnya dan sektor ketenagalistrikan Jawa-Bali pada khususnya. 

Seperti diketahui bahwa penjualan PLN dalam 20 tahun terakhir telah tumbuh dari 11 TWh dengan sekitar 5 juta pelanggan pada tahun 1984 menjadi 108 TWh dengan sekitar 34,6 juta pelanggan pada tahun 2005 atau mengalami peningkatan penjualan hampir sebesar 10 kali lipat. Peningkatan ini didorong oleh program elektrifikasi yang intensif serta pertumbuhan ekonomi nasional. 

Walaupun konsumsi listrik telah meningkat dengan tajam, namun sebenarnya konsumsi energi listrik per kapita masih sekitar 600 kWh jauh lebih rendah dibanding dengan negara tetangga seperti Malaysia. Lebih dari 75% terhadap total konsumsi listrik tersebut diperlukan oleh konsumen di Jawa-Bali. Mengingat rasio elektrifikasi nasional masih berada pada kisaran 55% dan konsumsi listrik per kapita yang masih rendah, maka pertumbuhan listrik nasional termasuk kebutuhan listrik di Jawa diperkirakan masih tumbuh rata-rata di atas 6% per tahun. Tingginya prakiraan kebutuhan listrik tersebut perlu diantisipasi melalui penambahan kapasitas pembangkit listrik sesuai dengan tingkat kondisi beban yang ada. 

Namun seiring dengan meningkatnya permintaan tenaga listrik, penambahan kapasitas PLTU batubara di JAWA-BALI mungkin dapat terkendala oleh daya dukung lahan dan lingkungan termasuk ketersediaan prasarana sehingga diperlukan evaluasi mengenai kemampuan daya dukung lahan dan lingkungan dalam pengembangan PLTU batubara di JAWA-BALI di masa depan. 

Dalam mengantisipasi penyediaan dan permintaan akan tenaga listrik tersebut PT PLN Persero bersama-sama dengan BPPT melakukan studi strategi penyediaan tenaga listrik jangka panjang untuk sistem Jawa-Bali dengan menggunakan Model MARKAL mengingat Model MARKAL merupakan Model Optimisasi yang berdasarkan fungsi obyektif biaya minimum (least-cost) sebagaimana Model Optimasi yang dimiliki dan digunakan oleh PLN selama ini. 

Ruang Lingkup dalam seminar ini berkisar pada kebijakan Pemerintah dan action plan rencana kelistrikan di Indonesia, hasil studi supply-demand kelistrikan jangka panjang untuk jawa Bali, potensi lokasi pembangkit dan aspek lingkungan untuk pembangkit di Jawa dan Bali, Sosial ekonomi Pembangkit Listrik di Jawa-Bali, Status penguasaan Teknologi PLTN di Indonesia, Peluang dan Kendala Pembangkit Listrik Mulut Tambang untuk memasok kebutuhan listrik Jawa-Bali. Acara di tutup oleh Kepala Balai Besar Teknologi Energi M. A.M. Oktaufik. 

Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum wR wB.  

Klasifikasi Mesin Listrik

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua dimudahkan dalam memahami dan menerapakan ilmu-Nya

Pada umumnya mesin listrik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu mesin listrik statis dan mesin listrik dinamis. 
Mesin listrik statis adalah transformator, alat untuk mentransfer energi listrik dari sisi primer ke sekunder dengan perubahan tegangan pada frekuensi yang sama. 
Mesin listrik dinamis terdiri atas motor listrik dan generator. Motor listrik merupakan alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik putaran. Generatormerupakan alat untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Anatomi keseluruhan mesin listrik tampak pada gambar dibawah ini.



Diagram Klasifikasi Mesin Listrik


Peran Penting Konduktor dalam Kelistrikan

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua dimudahkan dalam memahami dan menerapakan ilmu-Nya
Konduktor adalah salah satu komponen utama peralatan dan instalasi listrik, yang berperan untuk menyalurkan arus dari satu ke bagian lain dan juga untuk menghubungkan bagian-bagian yang satu dirancang bertegangan sama. Bahan konduktor yang paling umum digunakan adalah tembaga dan alumunium. Dilihat dari isolasi yang digunakan, konduktor terdiri dari dua jenis yaitu konduktor atau kawat telanjang dan konduktor berisolasi atau kabel.
Pada sistem tenaga listrik, konduktor tegangan tinggi dijumpai pada transmisi, gardu induk, jaringan distribusi, dan panel daya. Konduktor atau kawat telanjang digunakan untuk menyalurkan energi listrik : ari dari satu gardu induk ke gardu induk lainnya dan dari gardu induk ke trafo daya. Pada gardu induk kabel tegangan tinggi digunakan dari trafo daya ke control panel dan dari control panel ke jaringan distribusi.
1.    Kawat telanjang
Gambar 2.36.  Bentuk-bentuk Konduktor*)
*) Bonggas L. Tobing, 2003, 44
Konduktor pada umumnya terbuat dari bahan tembaga, alumunium dan campuran alumunium. Untuk transmisi dan penghanttar dan busbar di gardu induk 150 kV umumnya menggunakan :
1.1 All allumunium conductor (ACC)
2.1 All alumunium alloy conductor (AAAC)
3.1 Alumunium Conduktor steel reinforced (ASCR)
4.1 Alumunium conductor alloy reinforced (ACAR)
Dilihat dari bentuk penampangnya, konduktor yang digunakan digardu induk 150 kV yaitu konduktor batangan dan pilin. Untuk gardu induk 150 kV tulung agung pada bagian tegangan tinggi 150 kV konduktornya menggunakan Alumunium Conduktor steel reinforced (ASCR) penampang pilin, untuk konduktor batang biasanya digunakan pada panel daya 20 kV.
connector
Gambar 2.37 Penampang HV conductor beserta  connector GI 150 kV*)
*)Seijin PT Vatech, T & D, Jakarta
2.    Kabel
Bagian utama dari kabel adalah inti atau konduktor, bahan isolasi, bahan pengisi, bahan pengikat, bahan pelindung beban melanik dan selubung pelindung luar, semua bahan tersebut harus membentuk suatu konstruksi yang membuat kabel fleksibel dan meskipun fleksibel tetap memiliki kekuatan mekanis.
Gambar 2..38.  Penampang Kabel Tegangan Tinggi*)
*)Bonggas L. Tobing, 2003, 45
Kabel yang digunakan dalam gardu induk ada beberapa macam, diantaranya  :
1.    Kabel tegangan tinggi yang pada umumnya berinti tunggal atau berinti tiga. Jenis kabel yang digunkan berdasarkan besarnya arus dan tegangannya untuk kabel tegangan tinggi dari jenis tipe N2XCY 1 x 800 mm XLPE untuk 20 kV dan N2XCY 1 x 95 mm XLPE untu station servis transformer.
2.    Kabel tegangan rendah yang umumnya digunakan sebagai kabel control, kabel penerangan umumnya berinti 1, 4 dan 19. untuk kabel dengan inti tunggal yang digunakan sebagai wiring internal didalam kontrol panel dengan inti 1 x 2,5 mm. kabel dengan inti 4 dan 19 digunakan sebagai wiring eksternal antara sambungan peralatan di switchyard ke mashalling kios dan kontrol panel dengan inti 4 x 6 mm2 jenis NYCY, inti 4 x 10 mm2 jenis NYCY dan inti 19 x 2,5 mm2 jenis NYCY  0.6/1 kV.
2.5.6.     Isolator
Isolatoer merupakan bagian dari peralatan listrik yang tidak dapat menghandartan sumber tegangan. Pada instalasi tenaga listrik dan peralatan elektrik dijumpai konduktor yang berbeda potensialnya. Dalam hal pengisolasian instalasi dan peralatan tersebut, hal pertama yang dilakukan adalah memisahkan masing-maasing konduktor dengan jarak tertentu sehingga udara yang mengentarai suatu konduktor dengan konduktor lain berperan sebagai medium isolasi utama. Kemudian konduktor-konduktor diikat pada penyangga dengan bantuan isolator.


Gambar 2.39.  Penampang isolator piring*)
*)Bonggas L. Tobing, 2003, 138
     Isolator tegangan tinggi dijumpai pada jaringan transmisi, jaringan distribusi hantaran udara, panel pembagi daya terminal ujung kabel dan peralatan tegangan tinggi. Pada gardu induk isolator digunakan sebagai  pendukung peralatan teganagn tinggi seperti saklar, pemisah, pendukung konduktor penghubung dan penggantung rel daya. Panel distribusi digunakan untuk menopang rel daya dan untuk mengisolir badan suatu peralatan dengan konduktor terminal teganagn tinggi yang menerobos badan peralatan yang disebut bushing.
Gambar dibawah merupakan salah satu isolator yang digunakan sebagai pendukung konduktor penghubung dan penggantung rel daya.
1.    Konstruksi
Bagian utama dari suatu isolator terdiri dari bahan dielektrik, jepitan logam dan tonggak logam.dilihat dari konstruksinya isolator terdiri dari isolator pendukung dan isolator gantung. Isolator pendukung terdiri dari 3 jenis yaitu isolator pin, isolator post, dan isolator pin-post.
Gambar 2.40. enis-jenis isolator pendukung*)
*)Bonggas L. Tobing, 2003, 139
Isolator gantung terdiri dari 2 jenis yaitu isolator piring dan isolator silinder atau batang. Dan isolator piring dapat diarngkai menjadi isolator rantai. Isolator gantung dipakai pada jaringan hantaran udar tegangan menengah dan tegangan tinggi.
Gambar 2.41. Bentuk-bentuk isolator gantung*)
*)Bonggas L. Tobing, 2003, 140
2.    Parameter
a.    jarak minimum antar sirip
b.    perbandingan jarak antara spasi sirip dengan rentangan sirip
c.    Perbandingan antara jarak rambat dengan jarak bebas
d.    Perbandingan dua jarak rentangan sirip berurutan

e.    Kemiringan sirip

Semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum wR. wB.  

Pentingnya Sistem Tenaga Listrik yang Terencana

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua dimudahkan dalam memahami dan menerapakan ilmu-Nya.
Sistem Tenaga Listrik adalah beberapa unsur perangkat peralatan yang terdiri dari pembangkitan, penyaluran, distribusi dan pelanggan, yang satu dengan yang lainnya berhubungan dan saling bekerja sama sehingga menghasilkan tenaga listrik.
Sistem tenaga listrik harus bisa melayani pelanggan secara baik, dalam arti sistem tenaga listrik tersebut aman dan handal.
Dalam suatu sistem tenaga listrik, yang dimaksud pembangkit tenaga listrik ialah suatu alat/peralatan yang berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik dengan cara mengubah energi potensial menjadi tenaga mekanik selanjutnya menjadi tenaga listrik. Istilah lain yang dipakai untuk menyebut pembangkit tenaga listrik ialah pusat tenaga listrik.
Masing-masing jenis pembangkit tenaga listrik mempunyai prinsip kerja yang berbeda-beda, sesuai dengan penggerak mulanya (prime mover).
Dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik, secara umum ada beberapa pertimbangan dan tahapan yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Studi analisa mengenai dampak lingkungan (amdal)
2. Memperhitungkan dan memprediksikan tersedianya sumber daya penggerak
3. Tersedianya lahan beserta prasarana dan sarananya
4. Pertimbangan dari segi pemakaian pembangkit tenaga listrik
5. Biaya pembangunannya harus ekonomis dan diupayakan memakan waktu sesingkat mungkin
6. Pertimbangan dari segi kemudahan dalam pengoperasian, keandalan yang tinggi, mudah dalam pemeliharaan dan umur operasional (life time)
7. Harus dipertimbangkan kemungkinan bertambahnya beban

8. Berbagai pertimbangan sosial

Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum wR wB.  

Serba-Serbi Pembangkit Listrik di Indonesia

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua dimudahkan dalam memahami dan menerapakan ilmu-Nya.
Alhamdulillah, Indonesia dianugerahi banyak sekali kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan berbangsa. Sudah sepantasnya pemerintah meningkatkan rasio elektrifikasi nasional untuk menunjang keberlangsungan warga negaranya. Listrik adalah komponen penting dalam menciptakan keadaan suatu negara. Semakin rendah rasio elektrifikasi suatu negara, menandakan bahwa produktifitas warga negara tersebut belum dimaksimalkan. Sehingga mudah sekali mengimpor barang, karena sulitnya memproduksi dalam negeri.
Berikut ini adalah daftar pembangkit listrik di Indonesia yang melayani Warga Negara Indonesia.
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Lokasi
PLTA Sigura-gura, Sumatera Utara
PLTA Tangga, Sumatera Utara
PLTA Asahan I, Sumatera Utara
PLTA Maninjau, Sumatera Barat
PLTA Kota Panjang, Riau
PLTA Besai, Lampung
PLTA Batutegi, Lampung
PLTA Ubrug, Jawa Barat
PLTA Saguling, Jawa Barat
PLTA Jatiluhur              Jawa Barat
Gambar



Siklus Kerja

Air pada Dam diatur debit keluarannya melalui pintu air, kemudian aliran air akan menggerakkan turbin yang menghasilkan putaran dan memutar generator yang terhubung sehingga menghasilkan tenaga listrik. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan lewat gardu induk, kemudian melewati jaringan distribusi, dan hingga akhirnya sampai ke konsumen
PLTU
Lokasi
PLTU Tarahan              Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, Lampung
PLTU Asam-Asam      Desa Asam-asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
PLTU PT Krakatau Daya Listrik               Cilegon, Banten               
PLTU Priok, Jakarta Utara
PLTU Punggur              Kepulauan Riau,
PLTU Paiton Swasta I                Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur
PLTU Paiton Swasta II               Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur
PLTU Suralaya, Banten
Gambar


Siklus Kerja
Bahan bakar (minyak, gas, batubara) dibakar untuk memanaskan air yang ada didalam boiler atau ketel sampai menghasilkan uap. Uap yang terbentuk ditampung sampai mencapai suhu dan tekanan yang didinginkan kemudian baru dialirkan untuk menggerakkan turbin uap.Turbin uap ini akan menggerakkan sebuah generator yang akan menghasilkan tenaga listrik.Uap yang meninggalkan turbin didinginkan dalam kondensor, kemudian air yang meninggalkan  Kondensor dipompa kembali ke boiler
PLTGB (Pembangkit Listrik Gasifikasi Batubara)
Lokasi
Kayong Utara, Kalimantan Barat
Kabupaten Rokan Hilir, Riau
Nias
Pucuksibo, Kalimantan Barat
Gambar

Siklus Kerja
Sistemnya pada dasarnya sama dengan PLTGU





PLTH (Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid)
Lokasi
Nusa Penida
Gambar

Siklus Kerja
Prinsip dari pembangkit ini adalah dengan menggabungkan dua jenis pembangkit yang dapat disinkronkan unruk menghasilkan sumber kistrik. Contohnya PLTB dengan PLTS
PLTMG
Lokasi
Indragiri Hulu, Riau
Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara
Gambar

Siklus Kerja






PLTMH
Lokasi
Desa Sendang Rejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Desa Benteng Besi. Kabupaten Lebong Propinsi Bengkulu
Desa Cihurip Kab. Garut, Jawa Barat
Gambar

Siklus Kerja
Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin dan generator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator

PLTN
Lokasi
PLTN Gorontalo, Provinsi I, Provinsi Goronalo
Gambar



Siklus Kerja
Atom Uranium menghasilkan direaksikan secara fisi sehingga menghasilkan energi, yang selanjutnya digunakan untuk memanaskan air sehingga menjadi uap. Uap inilah yang nantinya digunakan sebagai pengggerak generator. Uap air yang telah digunakan kemudian dialirkan ke kondensator agar wujudnya kembali menjadi air
PLTGU
Lokasi
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alurcanang, Provinsi Jawa Barat
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Dieng, Provinsi Jawa Tengah
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Grati, Provinsi Jawa Timur
 Pembangkit Listrik Tenaga Gas Karnojang, Provinsi Jawa Barat
Gambar

Siklus Kerja
Dalam operasinya, unit turbin gas dapat dioperasikan terlebih dahulu untuk menghasilkan daya listrik sementara gas buangnya berproses untuk menghasilkan uap dalam ketel pemanfaat gas buang. Kira-kira 6 (enam) jam kemudian, setelah uap dalam ketel uap cukup banyak, uap dialirkan ke turbin uap untuk menghasilkan daya listrik.

PLTD
Lokasi
Yarmokh, Papua
PLTD Sebuntal Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur
PLTD Palu, Sulawesi Tengah
Gambar

Siklus Kerja
Pembangkit ini menggunakan mesin diesel sebagai penggerak generator. Mesin diesel ini menggunakan BBM seperti solar yang setelah mengalami pengabutan disemprotkan kedalam ruang yang telah bertekanan sehingga terjadi ledakan, ledakan ini mendorong silinder sehingga menggerakan sumbu atau as yang di koppel  dengan generator maka dibangkitkan energi listrik

PLTG
Lokasi
PLTG CNG Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan
Gambar

Siklus Kerja
Bahan bakar berupa minyak atau gas alam dibakar didalam ruang pembakaran. Udara yang memasuki kompresor, setelah mengalami tekanan bersama-sama dengan bahan baker disemprotkan ke dalam ruang pembakaran. Gas panas hasil pembakaran berfungsi sebagai fluida kerja yang memutar turbin yang mengkopel generator. Generator sinkron yang akan mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
PLTP
Lokasi
PLTP Rawa Dano di Provinsi Banten
PLTP Ijen, Gunung Ijen, Provinsi Jawa Timur
PLTP Lahendong Kel. Pangolombian Kecamatan Tomohon Selatan Kota Tomohon, Sulawesi Utara
Gambar


Siklus Kerja
Sistem kerjanya mirip dengan PLTU, namun yang digunakan adalah sumber air yang dekat dengan dapur magma dan kemudian dengan tekanan tinggi disalurkan untuk memutar generator. Setelah itu air yang diambol tadi dialirkan kembali ke dalam tanah
PLTS
Lokasi
PLTS Morotai, Maluku Utara
Gambar

Siklus Kerja
Solar  power  supply  terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu  solar  modul,  charger regulator, battery, dan static inverter. Solar  power  modul  terdiri  dari  rangkaian  series/paralel  cell  cristal  silicon hubungan P-N. Akibat proses penyinaran oleh cahaya/penerangan akan dihasilkan  elektron  dan hole, selanjutnya membangkitkan  perbedaan  tegangan  pada cell,  bila pada cell tsb diberikan suatu rangkaian tertutup maka  arus  akan mengalir. Rangkaian cell/solar power modul tersebut dihubungkan dengan charger regulator  yang berguna untuk pengisian muatan battery, dan selanjutnya energi  yang disimpan   pada  battery  tersebut  dikondisikan  sebagai  sumber   daya   listrik beban/peralatan
PLTB
Lokasi
PLTB di pantai Samas, Kabupaten Bantul, Provinsi Jawa Tengah
Gambar

Siklus Kerja
Angin yang bertiup akan menggerakkan kincir dan memutar generator sehingga menghasilkan arus listrik yang kemudian disimpan ke dalam baterai yang terhubung dengan beban.
Diperlukan :
sebuah pengatur tegangan, oleh karena kecepatan angin yang berubah‑ubah, sehingga tegangan juga berubah. Dan sebuah baterai untuk menyimpan energi, karena sering terjadi angin tidak bertiup. Bila angin tidak bertiup, perlu dicegah generator bekerja sebagai motor: oleh karena itu perlu pula sebuah pemutus otomatik.


Istilah
HRSG
HRSG adalah singkatan dari Heat Recovery Steam Generator, adalah peralatan utama dari Pusat Listrik Tenaga Gas-Uap yang berfungsi untuk memanfaatkan gas bekas/buang turbin gas untuk memperoduksi uap air bertekanan.

Panas/kalor yang dipindahkan dari gas buang tersebut seluruhnya berpindah dengan cara konveksi ke air yang berada dalam pipa. Gas buang turbin mengalir memanasi peralatan HRSG mulai dari superheater, ekonomiser dan preahter dan selanjutnya keluar melalui cerobong.
Strato
Kebalikan dari rotor, stator adalah bagian pada motor listrik atau dinamo listrik yang berfungsi sebagai stasioner dari sistem rotor. Jadi penempatan stator biasanya mengelilingi rotor, stator bisa berupa gulungan kawat tembaga yang berinteraksi dengan angker dan membentuk medan magnet untuk mengatur perputaran rotor.
Rotor
Rotor adalah bagian dari motor listrik atau generator listrik yang berputar pada sumbu rotor. Perputaran rotor di sebabkan karena adanya medan magnet dan lilitan kawat email pada rotor. Sedangkan torsi dari perputaran rotor di tentukan oleh banyaknya lilitan kawat dan juga diameternya.
Armature
Armature adalah bagian dari generator sebagai tempat untuk menerima induksi magnet. Arus AC yang menuju ke beban disalurkan melalui armature, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armature selalu diam (tidak bergerak). Oleh karena itu komponen ini juga disebut dengan Main Stator.
Eksitasi
Untuk menginduksikan tegangan ke dalam stator, maka medan magnet harus berputar terhadap main stator. Magnetic field ini terdiri dari sebuah inti besi yang dililit dengan kawat yang sangat banyak. Pada saat arus DC dialirkan ke field winding, maka akan membentuk kutub magnet pada field core. Arus yang dialirkan ini biasa disebut dengan eksitasi.

Penjelasan Nameplate pada Generator

Assalamualaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera buat kita semua, semoga kita semua dimudahkan dalam memahami dan menerapakan ilmu-Nya
Nameplate generator merupakan salah satu komponen generator yang memiliki fungsi sangat penting. Walaupun bukanlah merupakan komponen yang akan mendukung kinerja generator, namun dengan adanya nameplate akan membuat kita dapat dengan mudah mengidentifikasi karakteristik apa saja yang terdapat didalam generator. Nameplate idealnya memuat segala informasi mengenai karakteristik generator saat difungsikan secara ideal, diukir diatas plat besi, dan direkatkan pada bagian terluar dari sebuah generator. Nameplate generator haruslah dapat jelas dilihat dan dibaca dan tidak cepat rusak. Susunan penjelasan nameplate juga berbeda setiap produsen Generator, tetapi parameter umumnya selalu tercantum.
Contoh susunan penjelasan nameplate pada generator Siemens

Berikut ini akan dijelaskan mengenai informasi apa saja yang terdapat didalam nameplate sebuah generator.
  1. Baris Pertama bertuliskan M127843 memiliki arti Nomor Serial Manufaktur Stator serta 1998 menandakan tahun berapa generator tersebut dirakit.
  2. Baris Kedua THDF* 115/67 merupakan type generator yang memiliki arti:

T    = Three phase
Generator menggunakan sistem 3 fasa
Beberapa referensi yang lain menjelaskan arti alfabet T adalah generator memiliki jenis Turbo-generator yang mengindikasikan generator memiliki kapasitas yang besar, ukuran dan massa yang besar, serta kecepatan putar yang tinggi
H    = Hidrogen   
Generator memiliki sistem pendingin rotor yaitu Hidrogen.
D    = Direct Cooling
Proses disipasi panas pada generator langsung tersalurkan ke medium pendingin (air) pada stator tanpa adanya medium perantara
F    = Isolasi Stator dan Rotor bertipe F**
Isolasi memiliki ketahanan terhadap temperatur maksimal sebesar 155 derajat C
Beberapa referensi lain menyebutkan bahwa huruf F mengindikasikan jenis konstruksi pendingin pada stator yang menyebutkan bahwa generator memiliki tipe kontruksi pendingin yaitu forced cooling
Angka 115/67 merupakan informasi tentang ukuran rongga stator yaitu memiliki diameter sebesar 115 cm dan panjang inti rotor yang memiliki ukuran panjang sebesar 65 dm (6.5 meter)
50 s⁻¹ merupakan kecepatan ideal generator tersebut diputar yaitu 50 putaran per sekon atau sekitar 3000 rpm sedangkan kata RIGHT pada baris kedua menunjukkan arah putaran rotor generator dilihat dari sisi muka Generator (sisi turbin)
3.    Baris Ketiga
Lambang ‘3~’ menunjukkan Generator menggunakan sistem 3 fasa
Lambang ‘YY’ menunjukkan pada stator generator menggunakan hubungan Double Wye
Lambang ‘U1V1W1’ menunjukkan output generator memiliki 1 output pada tiap fasanya
4.    Baris Keempat
21000 V ± 5%, 21692 A pada baris ke empat memberikan keterangan bahwa Generator memiliki tegangan rating sebesar 21 kV, dan arus rating sebesar 21692 A diukur dari No Load Test dan Short Circuit Test
Plus minus 5% menunjukkan bahwa tegangan rating yang dihasilkan idelanya akan memiliki range naik turunnya tegangan sebesar 5% dari 21 kV (+1,05 kV dan -1,05kV)
5.    Baris Kelima
789000 kVA merupakan apparent power atau daya tampak dari Generator (S) yang sebesar 789 MVA
0.85 merupakan power factor generator ketika dioperasikan pada kondisi ideal digunakan (Arus eksitasi, dan tegangan terminal generator dalam rattingnya, MVAR yang dihasilkan dalam rattingnya, dan Daya yan dikeluarkan juga dalam rattingnya)
6.    Baris Keenam
EXTERNAL EXCITATION memiliki arti bahwa generator menggunakan sistem penguatan secara terpisah, atau kumparan medan pada generator mendapatkan suplai arus dari luar sistem generator (menggunakan exciter)
414 V, 5434 A merupakan data mengenai besar tegangan dan arus yang bisa diinputkan sebagai eksitasi generator yaitu tidak lebih dari 414 V dan 5434 A
7.    Baris Ketuju
CLASS. OF INSUL. MAT.:, adalah singkatan dari Class of Insulation Denominator yang merupakan kode yang menjelaskan tentang isolasi yang digunakan pada Generator yang antaralain:
F memiliki arti isolasi yang digunakan pada rotor dan stator memiliki ketahanan temperatur maksimal 155 0 C
IM1106 merupakan type berdasarkan standar internasional tentang konstruksi generator
IP54 atau Index Protection 54 merupakan Indeks proteksi pada generator terhadap debu dan air. Angka 5 menandakan generator memiliki proteksi terhadap debu (namun dalam jumlah yang terbatas), dan 4 menandakan generator memiliki ketahanan terhadap semburan air dari beberapa arah, (namun dalam jumlah yang terbatas)
8.    Baris Kedelapan
H2 COOLING; 4.5 bar, merupakan  data mengenai sistem pendingin yang idealnya digunakan pada generator yaitu Hidrogen dengan tekanan 4.5 bar
COLD GAS TEMP.:MAX 400C, merupakan singkatan dari COLD GAS TEMPERATURE yang berarti temperatur gas pendingin yang memiliki temperatur maksimal sebesar 400 C
9.    Baris Kesembilan dan Kesepuluh
Stator Transport Weight: 316 Mg, merupakan data mengenai berat stator yang mencapai 316 Mega gram
Rotor Transport Weight: 73 Mg, merupakan data mengenai berat rotor yang mencapai 73 Mega gram
IEC, merupakan standar yang dipakai dalam generator yang berarti standar Internation Electrotechnical Commision

Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum wR wB.